(Edisi Serai Wangi)
Tanaman
 serai wangi sudah sejak lama dibudidayakan di Indonesia. Jenis yang 
banyak dikenal adalah mahapengiri dan lenabatu. Tanaman serai wangi 
memiliki bentuk daun yang lebih lebar dibandingkan bentuk serai wangi 
biasa. Daunnya membentuk rumpun yang lebih besar dengan jumlah batang 
lebih banyak. Warna daun lebih tua (hijau tua), sedangkan serai biasa 
berdaun hijau muda agak kelabu.
Tanaman serai wangi memiliki  nama ilmiah Cymbopogon nordus L. Klasifikasi tanaman serai wangi sebagai berikut :
Divisi                                      :  Spermatophyta
Sub divisi                                :  Angiospermae
Ordo                                      :  Graminales
Famili                                     :  Panicodiae
Genus                                     :  Cymbopogon
Spesies                                   :  Cymbopogon nardus L
Tanaman serai wangi memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
-          Tumbuh berumpun.
-          Akar serabut jumlah cukup banyak, mampu menyerap unsure hara dalam tanahcukup baik sehingga pertumbuhanya lebih cepat.
-          Daun
 pipih memanjang menyerupai alang – alang. Pajang daun mencapai 1 meter 
melengkung. Lebar daun bila pertumbuhan normal antara 1 – 2 cm.
-          Bila daun diremas tercium aroma tajam khas serai wangi.
-          Warna daun hijau muda hingga hijau kebiru – biruan.
Syarat-syarat Tumbuh Serai Wangi
a. Ketinggian Tempat
    -  Tanaman serai wangi dapat hidup pada ketinggian 200 – 1.000 m dpl.
    -   Ketinggian yang ideal 350 – 600 m dpl dimana serai wangi dapat menghasilkan rendemen dan mutu minyak atsiri yang baik.
b. Iklim
     -  Tanaman serai wangi menghendaki suhu panas dan lembab serta curah hujan merata sepanjang tahun.
      -  Suhu yang cocok untuk serai wangi 180 – 250 C.
     -  Tanaman serai wangi menyukai sinar matahari yanh jatyh langsung karena mampu meningkatkan kadar  minyaknya.
      -  Bila
 daun serai wangi berwarna kekuningan dan mengecil, berarti tingkat 
traspirasinya lebih tinggi dari absorbs air oleh akar tanaman serai 
wangi.
      -  Curah hujan yang ideal untuk tanaman serai wangi 1.800 – 2.500 mm/tahun.
      -  Curah
 hujan bermanfaat bagi tanaman serai wangi sebagai pelarur zat nutrisi, 
pembentukan saripati dan gula serta membantu pembentukan sel dan enzim ,
 juga menjaga stabilitas suhu tanaman.
c. Jenis Tanah
     -  Tanaman serai wangi cocok tumbuh di tanah subur, gembur dan banyak mengandung bahan organic.
    -  Untuk mendapatkan kondisi tanah yang diinginkan dapat dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang.
      -  Pada kondisi tanah berat (tanah liat) dengan tekstur ringan tidak baik untuk budidaya tanaman serai wangi.
     -  Tanaman serai wangi dapat ditanam pada berbagai kontur tanah (datar, miring atau berbukit-bukit).
      -  Tanah mediteran kuning coklat atau coklai berpasir sangat cocok untuk media tumbuh serai wangi.
       -  pH tanah yang cocok untuk budidaya tanaman serai wangi 6 – 7,5.
Tahapan-tahapan budidaya serai wangi :
A. PERSIAPAN BIBIT
     Tanaman
 serai wangi diperbanyak secara vegetative yaitu dengan anakan, walau 
menghasilkan bunga tetapi perbanyakan dengan biji kurang efektif 
(terlalu sulit). Dikarenakan tingkat hidup bibit berasl dari biji sangat
 rendah.
Kreteria bibit serai wangi yang baik
1.  Tanaman induk harus sehat, bebas dari hama penyakit.
2.  Tanaman induk berupa rumpun tua, sekurangnya berumur 1 tahun.
3.  Stek diperoleh dengan cara memecah rumpun yang berukuran besar namun tidak beruas.
4.  Sebagian  dari pelepah daun stek dipotong atau dikurangi 3 – 5 cm.
5.  Sebagian akar dikurangi dan ditinggalkan + 2,5 cm di bawah leher akar.
Kebutuhan stek bibit tanaman serai wangi untuk 1 ha sekitar 30.000 – 40.000 stek dalam kondisi Normal.
Cara pemisahan anakan
-          Pilih tanaman yang sehat dan cukup umur minimal 1 tahun.
-          Pilih bonggol yang cukup besar, setidaknya 1 bonggol berisi 4 – 6 tunas.
-          Pisah-pisahkan bonggol rumpun untuk memperoleh bibit.
-          Potong atau kurangi akar yang terlalu panjang dengan gunting tanaman.
-          Potong bagian daun sisakan +  5 cm dari pangkal daun tertua.
-          Tempatkan bibit pada keranjang dalam posisi berdiri.
B. PENGOLAHAN TANAH
-  Tanah digemburkan dengan cara dicangkul sedalam 35 cm.
-  Tanah dibersihkan dari macam rumput atau gulma.
-  Tanah yang semula berada di bawah dibalik ke permukaan.
-  Lahan dibiarkan 2 – 3 hari agar tanah dapat melakukan penguapan.
-  Lahan datar dibuat bedengan ukuran panjang + 2 m dengan lebar + 1,5 cm.
-  Lahan yang miring dibuat  terasering agar humus pada permukaan tanah tidak hanyut atau terbawa oleh air hujan.
-  Seluruh areal pertanaman diberi saluran pembuangan air agar tidak tergenang air.
    Pertumbuhan tanaman serai wangi kurnag baik jika terlalu banyak air.
Persemaian dan Penanaman Tanaman Serai Wangi 
A.  PERSEMAIN
Persemain Tanaman Serai Wangi
   Sebelum
 dilakukan penanaman dikebun atau lapangan sebaiknya stek bibit tanaman 
serai wangi disemai dahulu. Tindakan persemain diawali dengan  pengolahan
 tanah; tanah dicangkul dan dicampur dengan pasir perbandingan 2 : 1. 
Buat bedengan ukuran; lebar 80 – 120 cm, tinggi 25 – 50 cm, dan panjang 
disesuaikan dengan kondisi lapangan. Di atas bedengan diberi pupuk 
kandang atau kompos secara merata. Bedengan diberi pohon naungan atau 
diberi atap daun kelapa, alang dsb.
B.  PENANAMAN
Pembuatan lubang tanam
-          Untuk satu lubang tanam diperlukan 2 – 3 bibit.
-          Jarak tanam ideal 100 cm x 50 cm sehingga kebutuhan bibit per ha sekitar 45.000 – 50.000 bibit.
-          Lubang tanam dibuat berbaris dengan jarak dalam baris 50 cm dan jarak lubang tanam antar baris 100 cm.
-          Lubang tanam; panjang 30 cm, lebar 30 cm, dalam 30 cm.
-          Lubang tanam diberi pupuk kandang yang telah matang, pupuk kandang per lubang tanam + 0,2 kg – 0,3 kg.
-          Kebutuhan pupuk kandang per ha  (sekitar 20.000 lubang tanam) + 5,5 ton – 6,5 ton.
-          Lubang tanam  dibiarkan terbuka selama 2 minggu agar mendapat sinar matahari.
-          Tanah bekas cangkulan dimasukkan kembali ke dalam lubang seperti sediakala.
Agar bibit serai wangi tidak banyak yang mati sebaiknya penanaman dilakukan pada musim hujan.
Langkah-langkah penanaman bibit serai wangi
a. Ambil 2 – 3 bibit serai wangi masukkan tepat di tengah lubang tanam. Posisi agak miring sekitar 600 - 700  dari permukaan tanah.
b.  Timbun bibit dengan tanah bekas galian lubang lalu tekan merata ke sekeliling tanaman.
c.  Lakukan penanaman padi sore hari.
A.  PEMELIHARAAN
Tanaman
 serai wangi yang baik, sehat dan dapat mkan minyak cukup banyak adalah 
tanaman yang perawatannya cukup. Perawatan serai wangi dilakukan mulai 
penanaman hingga masa produksi berakhir.
Pemeliaharaan meliputi :
a.Penyulaman
-  Bibit dikontrol setelah 2 – 3 minggu ditanaman.
-  Bila ada tanaman layu/mati atau pertumbuhannya kurang sempurna lakukan penyulaman.
-  Penyulaman
 berguna untuk mengetahui jumlah tanaman yang sesungguhnya dan nantinya 
digunakan untuk memprediksi produksi yang dihasilkan.
b.Penyiangan
-  Penyiangan perlu dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
-  Dilakukan secara kontinu setiap selesai panen.
-  Penyiangan
 bukan hanya membersihkan tanaman dari gulma tetapi juga membuang 
batang-batang daun serai wangi yang telah kering, berguna untuk memacu 
pertumbuhan daun baru lebih baik lagi.
-  Tujuan penyiangan juga untuk menolak datangnya hama dan penyakit sekaligus untuk memutus daur hidup hama dan penyakit.
-  Penyiangan biasanya dilakukan pada awal maupun akhir musim penghujan karena pada waktu itu banyak gulma yang tumbuh.
c. Pembumbunan
-  Tanaman
 serai wangi tidak tahan terhadap tanah yang airnya tergenang. Oleh 
karena itu aerasi dan drainase dapat diatur dengan baik sehingfga perlu 
dilakukan pembumbunan.
-  Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
-  Tanaman serai wangi yang masih muda, pembumbunan cukup dilakukan tanah dicangkul tipis di sekeliling rumpun tanaman dengan jarak  +  20 cm.
d. Pemupukan
-  Pemupukan dilakukan berkala untuk menjaga kesuburan tanah dan kesediaan unsura hara yanh dibutuhkan tanaman.
-  Dosis pemupukan tanaman serai wangi per ha per tahun adalah 150 kg – 300 kg urea, 25 kg – 50 kg  TSP, 125 kg – 250 kg KCl.
Rincian pemberian pupuk ;
Tahapan I diberikan 3 kali :
i.  Umur 1 bulan
     37,5 kg – 75 kg Urea
     31,25 kg – 62,5 kg KCl
     25 kg – 20 kg TSP
ii.  Umur 6 bulan
     37,5 kg – 75 kg Urea
     31,25 kg – 62,5 kg KCl
iii. Umur 9 bulan
      75 kg – 150 kg Urea
      62,5 kg – 125 kg KCl
Tahapan II diberikan 2 kali
i.  Umur 12 bulan
       75 kg – 150 kg Urea
       62,5 kg – 125 kg KCl
       25 kg – 50 kg TSP
ii. Tahun ke-3 dan ke-4
Cara pemberian  pupuk adalah dengan di masukkan ke dalam lubang melingkar sedalam 10 cm dan ditutup dengan tanah. 
B.   PEREMAJAAN
-  Tanaman serai wangi memiliki masa produksi hingga berumur 4 tahun.
-  Ditandai dengan berkurangnya rendemen minyak pada daun tanaman serai wangi oleh karena itu perlu dilakukan peremajaan tanaman.
-  Agar
 tidak mengganggu kontinuitas produksi daun serai wangi, peremajaan 
dapat dilakukan dengan cara menanaman bibit baru pada sela-sela atau 
tengah barisan tanaman lama.
-  Penanaman bibit baru dilakukan pada akhir tahun ke-3.
-  Menjelang akhir tahun ke-4 tanaman baru telah berumur 1 tahun lalu tanaman lama dibongkar.
C.  PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
-  Tingkat dan frekuensi ancaman serangan hama dan penyakit terhadap tanaman serai wangi relative rendah.
-  Kadang-kadang saja dijumpai ulat daun namun tidak banyak merugikan.
Panen
 merupakan tahapan akhir dari proses budidaya tanaman serai wangi. Pada 
tahapan ini juga menentukan kualitas tanaman yang dipanen. Agar hasil 
panen sesuai dengan diharapkan maka harus diperhatikan syarat-syarat pemanenan yaitu :
A.  UMUR PANEN
-  Panen dilakukan saat daun serai wangi sudah mengandung cukup unsur minyak  untuk disuling menjadi minyak  atsiri ( sudah cukup umur untuk dipanen).
-  Panen I dilakukan saat tanaman berumur 7 -  8 bulan, tetapi daun yang dihasilkan belum banyak karena rumpun yang terbentuk masih sedikit.
-  Untuk merangsang pertumbuhan bonggol tunas baru sehingga rumpun semakin banyak dapat dilakukan dengan pemangkasan daun.
-  Panen II dilakukan saat tanaman berumur 10 – 12 (1 tahun).
-  Pada tahun ke-2  tanaman memasuki  umur produktif sudah dapat dipanen setiap 3 – 4 bulan sekali.
B.  CIRI-CIRI TANAMAN SIAP PANEN
a.  Sedikitnya tanaman telah memiliki 6 – 8 lembar daun tua pada masing-masing  tunas setiap  rumpunnya.
b.  Daun berwarna lebih tua (hijau tua).
c.  Daun sudah beraroma wangi kuat, caranya dengan meremas daun tua dan menciumnya.
d.  Daun
 lebih lentur (tidak rapuh), jika bagian bawah daun ditekuk dengan pelan
 akan terlihat titik-titik minyak keluar dari pori-pori daun.
C.  WAKTU PANEN
Panen
 yang baik dilakukan pada pagi hari antara jam 06.00 – 10.00 WIB. Panen 
juga dapat dilakukan pada sore hari antara jam 15.00 – 18.00 WIB.
D.  CARA PANEN
-  Memanen daun serai wangi  menggunakan sabit dengan cara memangkas daun tanaman.
-  Jarak pemangkasan sekitar 3 – 5 cm di atas pangkal daun. Pemangkasan daun lebih mudah dimulai dari bagian pingir.
-  Hasil
 panen ditumpuk dekat rumpun tanaman. Setelah pemangkasan tumpukan daun 
hasil panen dikemas dalam bentuk gulungan dan diikat dengan tali.
Editor | Perkebunan Ekaliptus | Tribute to | Tanaman Aromatik | Agro Gemilang |
Editor | Perkebunan Ekaliptus | Tribute to | Tanaman Aromatik | Agro Gemilang |

 
Asalmualaikum wr.wb
BalasHapusPerov aceh,kab aceh tengah 98% petank serai wangi,saya ingin mengembangkan minyak sere wangi dan memasarkan . Tapi sampai saat ini belum ada perusaan minyak serai wangi yg ingin membantu atau kerja sama. Mohon arahan dan solusinya.
Terimakasih
Erwan tomi
085276338761
Erwantomy60@gmail.com
ReplyDelete
Brp hrg kuyu ecalyptus? Sy ada 12rb pohon umur 6 thn klsu ada yg minat 082139392115 subang jawa barat
BalasHapus